Monthly Archives: April 2012

Interdependensi dalam Kooperatif Learning


Mengutip ungkapan yang bermakna dari seorang yang bernama Ecclesiastess,  bahwa

“dua akan lebih banyak daripada satu, karena dua akan memperoleh imbalan yang lebih besar atas usahanya. Karena jika mereka jatuh yang satu akan menolong yang lain. Namun jika kesulitan menghadang dia yang sendirian, ketika dia terjatuh tak ada orang yang menolongnya”

Pembelajaran kooperatif telah menapaki jalan yang sangat panjang dan sangat lama yang sampai akhirnya mengalami beberapa penyempurnaan oleh para ahli dan praktisi pendidikan saat ini. Pembelajaran kooperatif ini telah memiliki sejarah yang kaya akan riset, teori serta praktek dari praktik penggunaan di kelas. Di dalam pembelajaran ini terdapat tiga perspektif teoritis yang mendukungnya

1.     SOCIAL INTERDEPENDENCY

Di dalam teori Kurt Kafka menjelaskan, bahwa sebuah kelompok adalah sebuah kesatuan yang dinamis di mana interdependesnsi (ketergantungan) diantara anggotanya bervariasi. Interdependensi positif  akan menghasilkan interaksi yang promotif bersifat meningkatkan dan memotivasi, ketika masing-masing individu saling mendukung dan memfasilitasi usaha satu sama lain.

Sedangkan Interdependensi negative (persaingan) biasanya akan menghasilkan interaksi yang sifatnya oposisional (menantang) dimana masing-masing individu saling menjatuhkan dan mematahkan usaha  satu sama lain untuk mencapai sesuatu.

2.     KOGNITIF DEVELOPMENTAL TEORI

Piaget dan vigotsky mengasumsikan: apabila setiap individu bekerja sama dalam lingkungannya, maka akan muncul konflik-konflik sosio kognitif yang menciptakan ketidakseimbangan kognitif. Penganut piaget mengatakan bahwa selama melakukan kooperatif partisipasinya terlihat dalam berbagai diskusi dimana konflik-konflik kognitif akan terjadi dan dapat diselesaikan. Pengetahuan itu bersifat social dan dikonstruksikan dari berbagai usaha untuk belajar, dan didalamnya terdapat proses memahami dan menyelesaikan masalah.

3.     BEHAVIORAL LEARNING TEORI

Pada teori ini memfokuskan pada dampak factor penguat kelompok dan imbalan terhadap pembelajaran. Asumsinya adalah bahwa setiap tindakan yang diikuti oleh imbalan pasti akan diulang. Slavin (1980) telah menekankan pada perlunya memberikan reward /imbalan kelompok untuk memotivasi  siswa agar bersemangat belajar di dalam kelompok pembelajaran pembelajaran kooperatif.

Keefektifan pembelajaran kooperatif telah ditegaskan baik oleh riset teoritis maupun demonstrasi dan literaturnya meliputi literature ilmiah maupun literature professional. Literartur ilmiah ini terdiri dari riset-riset yang terkontrol dengan sangat teliti dan dilakukan untuk memvasilidasi atau untuk  menguji teori. Sedangkan Literature professional  terdiri dari  studi, studi ini dilaksanakan semi eksperimental atau korelasional yang mendemonstrasikan bahwa pembelajaran kooperatif  memamng bekerja di dalam kelas yang sesungguhnya dalam waktu yang cukup lama.

Categories: Pendidikan | Tag: | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.