Monthly Archives: Maret 2012

Optimalkan Cloud Computing


Penggunaan media komputer telah menembus batas pemikiran manusia sebelumnya. Tidak hanya sebagai alat menghitung numerik akan tetapi telah membuat semacam pintu bebas akses ke dalam dunia maya. Pengembangan media penyimpanan pun telah semakin canggih dan semakin kecil. Bayangkan ketika komputer dengan alat penyimpanan data sebesar ruangan kelas dikonversi menjadi lebih kecil dan tipis.

Pada era tahun 2000 masih sangat populer dengan media penyimpan data disket yang hanya memuat memori kurang dari 1 MB. Akan tetapi seiring berkembang pesatnya  media teknologi maka flasdisk pun dapat menampung memori dengan ukuran hampir 32 GB hanya dalam ukuran penghapus kecil, dan bahkan bisa lebih kecil lagi.

Kini media penyimpan data telah semakin canggih, semakin mudah, dan semakin simpel. Tidak hanya itu saja, sistem keamanan data pun dapat semakin lebih baik lagi. Karena data tidak bisa dicuri seperti data dalam bentuk media penyimpanan FD maupun Laptop, akan tetapi dengan single user maka hanya user sendiri yang mengetahui id dan pasword saja yang dapat membukanya.

Mengutip dari Wikipedia Cloud Computing adalah  gabungan pemanfaatan teknologi komputer(‘komputasi‘) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer.

 

Kemudahan akses Cloud Komputing juga telah didukung dengan gadget yang semakin canggih. Aplle dengan I Phone dan I Pad, Samsung dengan seri Galaxy Tab, dan juga vendor lainnya dengan beberapa produk andalannya. Ketersediaan gadget canggih tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin yang dapat mendukung kinerja dan produktivita seseorang dalam pekerjaannya. Berbagai kemudahan dan kecanggihan tersebut harus dapat dibarengi dengan kemampuan kita dalam menyikapi dan mengikuti perkembangan teknologi tersebut sehingga kita tidak hanya dapat memiliki gadget hanya sebagai trend atau sebatas alat pamer.

Categories: Komputer | Tag: | Tinggalkan komentar

Perlunya Konsep Dasar Penjumlahan dan Pengurangan


Disadari maupun tidak masih terdapat siswa kelas III ataupn kelas IV yang kesulitan dalam mengerjakan soal dalam bentuk penjumlahan dan pengurangan . Hal ini akan sangat berpengaruh pada kesiapan belajar siswa di kelas IV  sampai kelas VI. Terlebih kajian materi mulai kelas III sampai kelas VI banyak sekali materi dalam mata pelajaran yang memuat unsur perkalian dan pembagian. Baik itu bentuk soal rutin maupun nonrutin.

Untuk menghindari hal ini sebaiknya ketika siswa berada di kelas rendah pemberian pemahaman tentang konsep penjumlahan dan pengurangan dapat lebih difokuskan. Imbasnya apabila siswa mampu menjumlah dan mengurang bilangan secara tidak langsung siswa sudah belajar untuk konsep perkalian dan pembagian. Karena pada dasarnya perkalian sama dengan penjumlahan berulang dan pembagian sama dengan pengurangan berulang.

Categories: Pendidikan | Tag: | Tinggalkan komentar

TIPS Peraturan selama


Categories: Pendidikan | Tinggalkan komentar

Bagaimana pendapat anda tentang RPP ber-Karakter?


Categories: Pendidikan | Tag: | Tinggalkan komentar

Larangan Selama Pengerjaan Tes Formatif


Ujian tengah semester( UTS) sedang berlangsung hari ini. Siswa akan dicoba kemampuan secara akademiknya dalam memahami materi dan mengikuti proses belajar. Tujuan dari UTS adalah mengevaluasi secara langsung bagaimana pencapaian belajar siswa. Akan tetapi hal ini merupakan indikator bagi seorang guru untuk memahami dan mengevaluasi  bagaimana cara guru mengajar dan mendidik siswanya.

Untuk mengerjakan UTS siswa membutuhkan waktu dan suasana yang rileks, tidak ada gangguan faktor internal kelas maupun eksternal kelas. Langkah untuk menjaga suasana UTS nyaman sudah seharusnya dipersiapkan oleh guru. Adapun beberapa Aturan yang dapat dilakukan sebelum UTS diantaranya:

SELAMA UTS DILARANG:

1. Bertanya Sebelum 30 menit setelah soal dibagikan

Tujuan dari aturan pertama adalah melatih dan membiasakan  siswa untuk dapat disiplin dalam bekerja. Siswa dilatih untuk dapat berusaha memahami soal yang dibacanya kemudian menentukan pilihannya sendiri. Aturan ini juga memberikan waktu bagi siswa untuk memberikan rasa percaya diri dalam konsep problem solving tanpa merasa harus ketergantungan pada orang lain.

2. Mengeluarkan suara/bunyi dari mulut, maupun benda di kelas
Suara, bunyi dan kebisingan suasana akan memecah konsentrasi siswa, bagaimanapun juga ketika siswa mengikuti tes suasana hening dan tenang sangat dibutuhkan dalam memunculkan ide dan wawasan yang telah dipelajarinya. Ketika kebisingan muncul cenderung motivasi siswa untuk mengerjakan soal seakan buyar karena fokus dan konsentrasi siswa masih cenderung rendah.
3. Keluar dari tempat duduk
Fokus ketiga ini adalah berupaya untuk menertibkan siswa supaya tidak terjadi keributan saat siswa malah sibuk berlalu lalang di kelas untuk sekedar membawa pensil atau peralatan tulis yang dipinjam dari temannya. Kategori ketiga juga sebagai antisipatif dari tindakan mencontek. Namun ada beberapa pengecualian yang dapat diberikan untuk siswa, semacam izin ke toilet atau semacamnya
Categories: Pendidikan | Tag: | 2 Komentar

Tips Menertibkan suasana disiplin belajar


Terkadang kita dihadapkan pada permaslahan pengelolaan kelas yang akan mendasar sebelum memulai aktifitas belajar. Pertama kali yang harus dilakukan guru adalah bagaimana guru dapat mempersiapkan siswa untuk belajar yang kondusif. Dalam belajar kondusif sebenarnya konsepnya mudah. Pusatkan perhatian siswa pada guru, heningkan siswa untuk memulai kalimat awal memulai pembelajaran.

Karena bagaimanapun juga secerdas apapun dan sekreatif apapun kemampuan guru namun proses belajar tidak akan berjalan lancar dan kondusif apabila siswa masih banyak mengobrol dengan temannya, usil sesama teman, bahkan siswa masih belum duduk siap dengan perlengkapan belajarnya. Hal yang terkadang dilupakan dalam pengelolaan kelas adalah bagaimana cara kita menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun pada awal belajar kondusif namun bagi siswa mereka akan cepat  mudah terpengaruh konsentrasinya sehingga mengobrol di dalam kelas tidak dapat dihindarkan.

Di bawah ini terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mendukung proses belajar siswa yang efektif:

1. Gunakan perintah sederhana untuk membuat sikap siswa terfokus

cara yang pertama dapat menggunakan kalimat “Persiapkan buku dan alat tulis untuk memulai belajar, dan duduk siap.” atau “Hitungan ke 3 semua siswa harus diam, dan dengarkan bapak/ibu”,  “Pembelajaran akan dimulai siapkan alat tulis dan buku, duduk siap dan tidak ada yang berbicara kecuali bapak/ibu”

2. Gunakan perintah seperti halnya ancaman yang edukatif

Hal in dapat dilakukan manakala guru sedang menjelaskan materi. Semisal “Tidak ada penjelasan ulang untuk materi saat ini, dan apabila ada pertanyaan tidak akan di jawab”. Tindakan ini dapat diartikan sebagai cara untuk mengelola kelas supaya siswa dapat fokus dengan materi yang diajarkan. Dalam point kedua siswa dilatih untuk dapat bertanggungjawab dan sadar diri bahwa perlunya mengikuti belajar dengan baik tanpa gangguan mengobrol dan keributan yang mengganggu belajar siswa.

3. Berikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan gagasan dan adakan tanya jawab

Cara ke tiga dilakukan untuk memberikan waktu dimana guru menjelaskan dan siswa memperhatikan, dan dimana siswa yang berbicara sedangkan gurunya yang mendengarkan.

Categories: Pendidikan | Tinggalkan komentar

Istilah dalam penelitian


Pengaruh positif. Hal ini dapat terlihat apabila x berpengaruh terhadap y. semakin tinggi x semakin tinggi y

Pengaruh Negatif. Hal ini dapat terlihat apabila x berpengaruh terhadap y. semakin rendah x semakin rendah y

Signifikan bukan dilihat dari tingkat responden.

Signifikan tingkat hubungan erat. pada kotak A. terdapat irisan B dan C yang semakin tinggi.

 

Categories: Testing | Tinggalkan komentar

Menemukan metode baru dalam pembelajaran


Diperlukan pemikiran dan kesungguhan pada saat proses menemukan pembelajaran yang menarik minat dan motivasi siswa. Memberikan ruang untuk siswa dapat lebih mendalami materi tidak harus dilakukan secara monoton dengan membaca dan mengerjakan soal latihan dalam buku paket, LKS dan isian benar atau salah. Tetapi mencoba menemukan pembelajaran yang bermakna dapat dilakukan dengan banyak hal. Diskusi kelas, bertanya jawab secara berpasangan, dan banyak hal yang seharusnya dapat digali untuk senantiasa mengembangkan cara belajar yang efektif dan dapat difahami secara mudah oleh siswa.

Ada beberapa kegiatan yang dapat dicoba untuk mengembangkan pemahaman siswa diantaranya:

  1. Menugaskan siswa membuat pertanyaan sendiri dan menjawabnya dengan apa yang dipahaminya secara pemikiran anak
  2. Siswa membuat soal dan menugaskan temannya untuk menjawabnya, serta pembuat soal harus memeriksa jawabannya
  3. Siswa ditugaskan membuat jawaban dan siswa yang menemukan pertanyaan dari jawaban yang telah dibuat

Ketiga cara tersebut telah dilakukan untuk kelas IV C SD Laboratorium dan hasil yang terlihat adalah:

  1. Siswa lebih antusias daripada mengerjakan buku paket dan soal latihan di papan tulis.
  2. Interaksi siswa dalam bertukar pikiran lebih terbuka dan memungkinkan saling berbagi pengetahuan yang difahami masing-masing siswa
  3. Motivasi siswa semakin terlihat lebih baik karena pada sisi lain akan memberikan kepercayaan pada diri siswa dalam proses belajar

Apa yang telah ditulis dalam Blog ini adalah  hasil dari pengamatan penulis Blog berdasarkan Beberapa temuan dikelas.

Categories: Pendidikan | Tinggalkan komentar

Permasalahan Pengelolaan Kelas


Dalam pembelajaran,  pentingnya fokus dan konsentrasi siswa akan sangat menentukan keberhasilan dalam memahami instruksi dan materi yang di ajarkan. Akan tetapi apa yang akan terjadi ketika siswa belum siap dengan semuanya. Terdapat keragaman siswa dalam gaya belajar dan pemahaman siswa yang berbeda. Hal inilah yang harus dapat difahami dan dimengerti oleh setiap tenaga pendidik.

Terdapat beberapa masalah pengelolaan kelas yang masih bertentangan dengan Pasal 19 tentang Standar Proses pada PP No. 19 Tahun. 2005  Tentang Standar  Nasional Pendidikan bahwa “(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”

Pada kenyataannya terkadang kita melupakan bagaimana melayani kemampuan anak yang berbeda tersebut. Terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam mengelola kelas, diantaranya:

  1. Kelas Gemuk (40 orang lebih). Mengelola kelas ideal (25-30 siswa) akan sangat memudahkan guru untuk mengelola kelas dengan baik. Akan tetapi beberapa sekolah di wilayah kota yang padat penduduk mau tidak mau guru akan dihadapkan pada kelas gemuk. Muncul permasalahan bagaimana dapat melayani total siswa yang karakteristiknya beragam. Mengajar dalam suasana yang gaduh akan dirasakan sangat berat ketika suara guru lebih kecil daripada suara kegaduhan kelas. Efektivitas dalam belajar selama di kelas juga akan menjadi pertanyaan yang harus dapat dicari solusinya. Namun tentu saja hal tersebut akan berantagonis dengan kebijakan yang telah dibuat pemerintah tentang komposisi kelas dan ketentuan lainnya. Permasalahan lain adalah bagaimana siswa dapat belajar secara nyaman ketika di kelas suasananya menjadi kurang kondusif yang diakibatkan banyaknya peserta didik dalam satu kelas.
  1. Permasalahan lain muncul ketika melihat kelas yang menjadi sempit.
Categories: Pendidikan | Tag: | Tinggalkan komentar

Efektifitas aplikasi metode mengajar


Beberapa teori tentang cara belajar efektif, menyenangkan dan inovatif telah ditemukan semakin beragam. Namun yang menjadi pertanyaan seberapa efektifkah model atau metode pelajaran yang dapat diterapkan pada usia anak dan perkembangan anak tertentu yang dapat mengikuti model yang baik. Terkadang hal yang terdapat dilapangan adalah akan sangat berbeda pada pelaksanannya.

Beberapa masalah pun muncul;

1. Apakah model pembelajaran tersebut cocok dilaksanakan di kelas gemuk, yang banyak anaknya lebih dari 40?

2. Melihat kemampuan siswa yang beragam dalam menangkap materi pelajaran dapatkah metode yang mutakhir sekalipun berhasil dilakukan?

3. Seberapa besar kemampuan guru untuk mengetahui, menguasai dan mempraktekan model pembelajaran?

dan beberapa permasalahan masih banyak yang belum di ketahui. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran seorang guru bagaimana caranya belajar efektif. Karena tidak selamanya metode ekspositori adalah metode yang tidak inovatif.

Categories: Pendidikan | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.